Kamis, 31 Desember 2015

Aku yang sebenarnya

Aku tak memahami diriku sendiri...
Siapa aku? Atau kenapa aku?
Kata seseorang aku tak boleh mempertanyakan sesuatu yang tak boleh ditanyakan
Tapi aku tak mengerti benar apa yang dia maksud.

Aku... terkadang bukanlah aku, tapi itu aku. Sesuatu di dalam diriku yang terkadang muncul begitu saja.
Termasuk sebuah keganjilan atau hal biasa... drirku bagai rumah yang dihuni banyak orang. Seperti itulah aku... dengan karakter yang berbeda

Aku yang berada diluar saat bersama mereka... yang dekat tapi sebenarnya jauh. Terikat tapi bebas... akulah pribadi yang bisa diandalkan. Aku menjaga dan mengawasi. Aku seperti kakak untuk adik - adiknya. Aku seperti penengah diantara semuanya. Aku yang memberikan pendapat dan menunjukkan jalan. Terkadang muncul diriku yang lain, sosok yang lebih cair. Seseorang yang lebih ceria penuh canda. Tapi aku juga seseorang yang mengajari tentang berbagai hal. Seperti orangtua yang menenangkan anaknya. Atau seperti guru yang menjelaskan hal baru pada anak didiknya. Aku memberikan perkataan bijak pada mereka yang datang menangis. Aku seperti orang kuno. Kaku dan kolot, tetapi tak selamanya seperti itu. Aku tak terpaku ada aturan. Aku yang berfikir tentang adanya pengecualian.
Meski aku tak punya pengalaman yang pernah terjadi... saat mendengarkannya pun aku tau jawabannya. Tapi bagaimana aku tau.. jika bukan aku yang mengalaminya. Karena aku memakai otakku dan pikiranku. Bukan mereka yang hanya memakai perasaan. Seperti itulah sisi bijak pada diriku.

Jangan lihat aku dengan pandangan seperti itu.

Diriku bukannya itu saja. Aku terkadang menjadi sosok yang hebat, sering jadi bandingan untuk yan lain. Membuat orang lain iri. Dengan tingkah laku dan suara yang lembut dan menangkan. Membuat orang tersenyum saat melihatku. Seperti seseorang yang penuh hormat untuk sesama, peduli, dan penuh cinta kasih.

Akulah yang memiliki sedikit sentuhan religius yang berdoa untuk bahagia. Berharap tentang masa depan dan keinginan. Merasa bersalah atas kesalahan masa lalu. Dan membuat benteng tak terlihat untuk tak lagi terlena.

Itulah aku...
Aku yang seperti pisau bermata dua...
Aku yang seperti dua sisi pada kepingan koin
Terkadang aku terlihat pandai dan bijak... tapi aku bisa juga ceroboh.
Aku yang selalu patuh... tapi aku bisa juga keras kepala
Aku yang selalu sesuai aturan ... tapi bisa juga aku membuat masalah
Aku yang dingin, kaku, dan arogan... tapi bisa juga aku lembut dan penuh perhatian
Aku yang menjunjung kejujuran dan kebenaran... tapi bisa juga terpeleset ke lubang dosa
Aku yang pemalu... tapi bisa juga aku ramah, ceria, dan konyol
Aku yang pendiam... tapi bisa juga jadi pemarah dan bersuara keras
Aku yang terlihat kuat tapi bisa juga aku menangis dan tak berdaya
Aku yang ingin selalu terlihat sempurna... tapi aku juga punya banyak kelemahan.

Hanya satu yang tak aku inginkan jika yang tiba - tiba muncul adalah sesuatu yang tak terkendali. Aku yang sepertinya bukan aku. Seperti sisi lain dariku. Lebih kelam dan gelap. Menggelegar dan datang bagai badai menerjang.
Itu membuatku sangat takut.

Tapi seperti itulah aku...
Aku yang memiliki berbagai karakter dan sifat.
Aku terima apapun yang ada pada diriku....
Karena bagaimanapun aku... aku tetaplah aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar