Rabu, 23 Desember 2015

Matahari Bulan Bintang

Matahari... tak selamanya semua cahaya dimengerti. Ada kalanya dia dihindari. Meskipun dia sendirian, telah menerangi segalanya. Adakah yang berharap padannya?

Bulan yang lembut menerangi malam. Dia menerangi dengan begitu indah. Temaram yang menenangkan.
Kecantikan penuhnya dikelilingi bintang - bintang.
Satu waktu akan terlihat berbagai sisi dirinya yang manakjubkan. Berbagai emosi dia tunjukkan dalam wujud warna.
Bulan.... mempesona dan berkharisma.

Bintang... seperti berlian yang berantakan. Tak beraturan, tapi begitu indah. Seperti rangkaian acak berkaitan membentuk takdir.
Namun sebenarnya bintang - bintang pun seperti matahari, bulan, dan bumi. Hanya saja mereka bercahaya dari kejauhan. Hingga tak tampak sejelas hangatnya matahari atau lembutnya bulan. Bintang... seakan memiliki cahaya miliknya sendiri. Hingga dia dikagumi semua orang.

Matahari dengan angkuhnya memperlihatkan kekuatannya. Dengan cahayanya yang berani mampu menerangi seluruh angkasa selamanya. Meski dia terbakar sendirian... matahari pun rela.
Sengaja ataupun tidak matahari selalu berusaha menjadi sempurna.  Tapi adakah yang menyadarinya... dialah yang disebut sebagai rembulan.
Sebenarnya bulan tak memiliki cahayanya sendiri. Dia mendapatkannya dari sang matahari. Bulan mengakui itu, bahwa dia tak akan begitu bersinar tanpa adanya matahahari.
Namun sayang. Matahari tak mengakuinya. Bukan karena dia tak merasa, tapi dari pandangan mata sudah terlihat jelas. Matahari sadar akan jarak mereka yang teramat jauh, dunia mereka yang berbeda. Karena dalam dunianya sang bulan telah dikelilingi bintang - bintang. Bintang yang berkilauan, bagai lautan berlian.

Matahari bulan dan bintang ... biarkanlah mereka bersinar menghiasi angkasa dan membuat langit semakin indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar