“Kakak
ipar, sekarang saatnya kita serius” Kata Kane setelah menutup pintu.
“Apa…
serius? Aku kira kamu cuma basa basi untuk menjahili kakakmu”
“Tentu
saja, dia tak pernah mau mengalah padaku untuk hal sekecil apapun, tapi
sekarang aku senang kakak ipar selalu membelaku.”
“Aku
ingin bilang hal yang rahasia, ini tentang sifat kakakku. Dia terlihat sebagai pria
sempurna, kaya, sangat keren, ganteng, misterius dan pintar. Terlihat seperti
itu bukan? Apa dia sering bicara keras padamu?
“Ya?
Pertanyaanmu aneh. Terkadang, dia bicara dengan keras dan kasar, seperti tidak
peduli” Jawab Usagi.
“Jadi dia belum menunjukkan ke kakak?
“Menunjukkan
apa?” Usagi bingung.
“Kakakku
itu terlalu arogan, dibalik penampilannya yang dingin dan kasar dia sangatlah
pemalu. Percayakah, jika sebenarnya kak Kou itu kekanak – kanakan.
“Kekanak
– kanakan?” Usagi tak percaya.
“Yah,
sikap bodohnya itu selalu membuat orang lain bingung dan salah paham.”
“Benarkah,
aku tak pernah mengira” Usagi mengingat wajah Kouneko.
“Jadi
jangan pernah percaya perkataan kakakku Kouneko yang kasar itu. Sikapnya yang
terkadang sangat dingin dan buruk, dia berlagak jaim didepan semua orang. Dibalik
ketidak peduliannya itu sebenarnya kakakku sangat peduli dan perhatian.
Percayalah sama aku kak, kak Kou cuma menyembunyikan perasaannya dengan
melarikan diri dari orang – orang.”
“Dia
bahkan juga ingin melarikan diri dariku” batin Usagi, mengingat usahanya dulu
agar Kouneko menerimanya.
“Ya
seperti apapun dia, aku menyukai Kou. Aku benar benar menyukai kakakmu itu. Aku
tak akan menyerah pada sikapnya”
“Aku
salut dengan semangat kakak ipar, aku bangga punya kakak ipar yang tahan
banting seperti kak Usagi.”
“Insting
ku tak meleset kali ini, kalau hanya kakak ipar bisa menaklukkan keras
kepalanya kak Kouneko” Kane tersenyum sambil mengatakannya.
“Aku sampai lupa, aku bawa titipan dari Mami,
kata Mami ini adalah hadiah untuk kalian berdua” Kane sepertinya serius kali
ini.
Usagi
membuka hadiahnya dengan sangat hati hati. Namun apa yang didapatkannya membuat
Kane dan Usagi sangat terkejut. Usagi menemukan beberapa pakaian seksi, beberapa
botol obat dan barang – barang aneh yang lain.
“Pantas
saja, Mami dan papi tersenyum saja saat mereka memberikan ini” kata Kane dengan
wajah memerah karena malu.
“Tunggu,
ada sebuah surat” Usagi pun membaca surat itu.
“Untuk
Usagi, menantuku. Ini semua adalah hadiah pernikahan untukmu. Kamu pasti tau
seperti apa anakku Kou, dia sangat dingin bukan. Setelah melihat hadiah ini
kamu pasti tau maksudku. Jadi… selamat berjuang. Good luck. Mami”
Wajah
Kane pun semakin memerah setelah ikut membaca surat dari ibunya “Dasar Mami …
Ini hadiah yang sangat memalukan”
“Tidak
Kane… Terimakasih Kane, terimakasih Mami” Usagi memegang tangan Kane dan
meyakinkannya.
Sekitar
tengah malam, hingga mereka lelah membicarakan berbagai hal. Usagi dan Kane
hampir tertidur.
“Kane, terimakasih kamu sudah datang kemari,
berkat obrolan kita tadi dan beberapa hadiah dari Mami, kini aku mengerti apa
yang harus aku lakukan. Aku pasti kan tepati janji ku waktu itu.”
“Apa
maksudnya, aku jadi bingung” Tanya kane yang setengah mengantuk.
“Tak
perlu dipikirkan, sekarang tidurlah.”
Kemudian
Usagi mulai berbicara sendiri “Maafkan aku Kou, mulai sekarang aku akan
berjuang, aku mencintaimu.”
Serius, wajahku
memerah saat menulis dan menggambar bagian ini, apa kalian juga merasakannya,
di cerita selanjutnya mungkin wajahku akan semerah buah tomat, bisakah kalian
membayangkannya. Sebaiknya jangan… pasti terlihat aneh.
![]() |
Usagi membuat biskuit coklat yang lezat, Kou dan Kane berebut memakannya |
Esok
hari datang dengan sangat cepat, setelah sarapan, Usagi membereskan semuanya,
sedangkan Kouneko dan Kane berada di ruang tamu. Bahkan baru saja selesai
sarapan, Kouneko masih saja makan banyak. Kouneko selalu makan dengan lahap
semua makanan yang dibuat oleh Usagi. Kane menyadari apa yang dimakan Kouneko
adalah kue yang baru matang, dan rencananya itu adalah kue untuk dirinya dan
orang tuanya dirumah.
“Kakak!
ini adalah kue dari kak Usagi untuk ku, jangan dimakan! Kak Usagi bantu aku!”
Kane berusaha mengambil makanan itu dari Kouneko.
“Kou,
hentikan, aku akan buatkan yang banyak untukmu, jadi biarkan yang itu dibawa
Kane.” Rayu Usagi pada Kouneko.
Usagi
yang melihat keakraban antara Kouneko dan Kane merasa cemburu. Beberapa saat
kemudian Kane berpamitan untuk pulang. Meskipun Kouneko berniat mengantar,
namun ditolak oleh Kane. Kane beralasan jika dia diantar oleh Kouneko maka
sepanjang perjalanan kue itu akan dihabiskan oleh kakaknya.
Usagi
dan Kouneko kini hanya berdua, Kouneko sepertinya memulai pergerakannya
menekati Usagi. Kouneko memandang Usagi yang ada di sampingnya. Sekitar hampir
satu jam mereka hanya diam duduk di ruang tengah.
Kou
akhirnya memulai pembicaraan “Usa…”
Namun
sebelum Kouneko selesai berbicara, Usagi bangkit dan berdiri dihadapan Kouneko.
Usagi mendekat pada Kouneko.
Tak
terduga Usagi mencium Kouneko, dan berkata “Kou aku akan pergi selama dua atau
tiga hari, jadi tunggulah sebentar”
Kouneko
keheranan mendengar ucapan Usagi. Usagi kemudian pergi dengan tergesa – gesa
meninggalkan Kouneko.
Sebenarnya
Kouneko juga tak sedingin yang dikira. Kouneko sibuk menyelesaikan pekerjaannya
selama beberapa hari terakhir agar bisa bersama Usagi. Namun Usagi malah pergi
tergesa – gesa tanpa bilang tujuannya. Hinnga akhirnya Kouneko merasa bosan di
rumah, Kouneko mondar – mandir mengelilingi rumahnya, dan menghabiskan waktu di
halaman belakang rumahya yang lumayan luas. Hari menjelang malam dan Kouneko merasa
kelaparan, dia menggeledah seluruh isi dapur dan tak menemukan makanan
sedikitpun. Sambil menunggu makanan cepat saji yang Kouneko pesan, Kouneko
menemukan ada beberapa botol minuman yang terlihat menyegarkan, diapun
meminumnya.
Dua
hari pun berlalu tanpa ada kabar dari Usagi. Kouneko dengan tampang dinginnya yang
selalu memulai hari dengan berada di balkon rumahnya dan dia melamun. Merasa heran kenapa setelah Usagi pergi badannya terasa ada yang aneh, Kouneko
menganggapnya sebagai flu, karena merasa selalu pusing dan berkeringat. Kouneko
memikirkan hal aneh dan terus minum dari botol minuman yang dia temukan.
Mungkin dia pikir dengan meminum minuman itu dapat memberikan sedikit
stamina untuk membantu mengembalikan kebugarannya.
Usagi
berpamitan pergi dari Kouneko setelah dijemput seseorang yang tampan dan tinggi,
Kouneko merasa kalau dia pria tak sebanding. Terlebih lagi Kou bersikap terlalu
dingin pada istrinya. Padahal kan mereka baru beberapa hari menikah. Usagi
meninggalkan Kouneko.
“Jangan
pergi !” Kouneko berteriak, dan bangun dari tidurnya. Kouneko mengalami mimpi
buruk, dia terbangun dengan banyak keringat dan merasa sangat pusing. Mugkin Kouneko
sakit.
Apapun
yang dia kerjakan hari itu, membuatnya bosan. Seakan rasa bosan hampir
membunuhnya. Padahall dirinya tau, dulu dia selalu sendiri dan tak pernah
merasa sebosan kali ini.
Lalu
kemana Usagi tiba – tiba pergi begitu saja dan tak segera kembali? Apakah Usagi
benar – benar meninggalkan Kouneko? Apa Usagi tak mencintai Kouneko lagi karena
Kou terlalu dingin terhadapnya?
Matahari
sudah hampir tenggelam Kouneko masih berada di kamar tidurnya. Kouneko merasa
sangat pusing, meskipun dia masih tak bisa tidur setelah semalam bermimpi
tentang sesuatu yang tak terlalu jelas dia ingat. Jadi Kouneko beranjak dari kamarnya,
untuk makan. Meskipun Kouneko sudah makan hal itu tak banyak membantu. Tiba
tiba Kouneko teringat sedikit mimpinya hingga merasa kalau Usagi akan benar –
benar meningalkannya, dan Kouneko akan kembali merasa sendiri seperti dulu. Kouneko
berjalan terhuyung kembali ke kamarnya.
Previous Chapter <<<< Part 1 | Part 2 | Part 3 >>>> Next Chapter
Previous Chapter <<<< Part 1 | Part 2 | Part 3 >>>> Next Chapter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar