Sabtu, 30 April 2016

Jangan ganggu aku (Part 2/3)

“Kakak ipar, sekarang saatnya kita serius” Kata Kane setelah menutup pintu.
“Apa… serius? Aku kira kamu cuma basa basi untuk menjahili kakakmu”
“Tentu saja, dia tak pernah mau mengalah padaku untuk hal sekecil apapun, tapi sekarang aku senang kakak ipar selalu membelaku.”
“Aku ingin bilang hal yang rahasia, ini tentang sifat kakakku. Dia terlihat sebagai pria sempurna, kaya, sangat keren, ganteng, misterius dan pintar. Terlihat seperti itu bukan? Apa dia sering bicara keras padamu?
“Ya? Pertanyaanmu aneh. Terkadang, dia bicara dengan keras dan kasar, seperti tidak peduli” Jawab Usagi.
 “Jadi dia belum menunjukkan ke kakak?
“Menunjukkan apa?” Usagi bingung.
“Kakakku itu terlalu arogan, dibalik penampilannya yang dingin dan kasar dia sangatlah pemalu. Percayakah, jika sebenarnya kak Kou itu kekanak – kanakan.
“Kekanak – kanakan?” Usagi tak percaya.
“Yah, sikap bodohnya itu selalu membuat orang lain bingung dan salah paham.”
“Benarkah, aku tak pernah mengira” Usagi mengingat wajah Kouneko.
“Jadi jangan pernah percaya perkataan kakakku Kouneko yang kasar itu. Sikapnya yang terkadang sangat dingin dan buruk, dia berlagak jaim didepan semua orang. Dibalik ketidak peduliannya itu sebenarnya kakakku sangat peduli dan perhatian. Percayalah sama aku kak, kak Kou cuma menyembunyikan perasaannya dengan melarikan diri dari orang – orang.”
“Dia bahkan juga ingin melarikan diri dariku” batin Usagi, mengingat usahanya dulu agar Kouneko menerimanya.
“Ya seperti apapun dia, aku menyukai Kou. Aku benar benar menyukai kakakmu itu. Aku tak akan menyerah pada sikapnya”
“Aku salut dengan semangat kakak ipar, aku bangga punya kakak ipar yang tahan banting seperti kak Usagi.”
“Insting ku tak meleset kali ini, kalau hanya kakak ipar bisa menaklukkan keras kepalanya kak Kouneko” Kane tersenyum sambil mengatakannya.
 “Aku sampai lupa, aku bawa titipan dari Mami, kata Mami ini adalah hadiah untuk kalian berdua” Kane sepertinya serius kali ini.
Usagi membuka hadiahnya dengan sangat hati hati. Namun apa yang didapatkannya membuat Kane dan Usagi sangat terkejut. Usagi menemukan beberapa pakaian seksi, beberapa botol obat dan barang – barang aneh yang lain.
“Pantas saja, Mami dan papi tersenyum saja saat mereka memberikan ini” kata Kane dengan wajah memerah karena malu.
“Tunggu, ada sebuah surat” Usagi pun membaca surat itu.
“Untuk Usagi, menantuku. Ini semua adalah hadiah pernikahan untukmu. Kamu pasti tau seperti apa anakku Kou, dia sangat dingin bukan. Setelah melihat hadiah ini kamu pasti tau maksudku. Jadi… selamat berjuang. Good luck. Mami” 
Wajah Kane pun semakin memerah setelah ikut membaca surat dari ibunya “Dasar Mami … Ini hadiah yang sangat memalukan”
“Tidak Kane… Terimakasih Kane, terimakasih Mami” Usagi memegang tangan Kane dan meyakinkannya.
Sekitar tengah malam, hingga mereka lelah membicarakan berbagai hal. Usagi dan Kane hampir tertidur.
 “Kane, terimakasih kamu sudah datang kemari, berkat obrolan kita tadi dan beberapa hadiah dari Mami, kini aku mengerti apa yang harus aku lakukan. Aku pasti kan tepati janji ku waktu itu.”
“Apa maksudnya, aku jadi bingung” Tanya kane yang setengah mengantuk.
“Tak perlu dipikirkan, sekarang tidurlah.”
Kemudian Usagi mulai berbicara sendiri “Maafkan aku Kou, mulai sekarang aku akan berjuang, aku mencintaimu.”
Serius, wajahku memerah saat menulis dan menggambar bagian ini, apa kalian juga merasakannya, di cerita selanjutnya mungkin wajahku akan semerah buah tomat, bisakah kalian membayangkannya. Sebaiknya jangan… pasti terlihat aneh.

Usagi membuat biskuit coklat yang lezat,
Kou dan Kane berebut memakannya

Esok hari datang dengan sangat cepat, setelah sarapan, Usagi membereskan semuanya, sedangkan Kouneko dan Kane berada di ruang tamu. Bahkan baru saja selesai sarapan, Kouneko masih saja makan banyak. Kouneko selalu makan dengan lahap semua makanan yang dibuat oleh Usagi. Kane menyadari apa yang dimakan Kouneko adalah kue yang baru matang, dan rencananya itu adalah kue untuk dirinya dan orang tuanya dirumah. 
“Kakak! ini adalah kue dari kak Usagi untuk ku, jangan dimakan! Kak Usagi bantu aku!” Kane berusaha mengambil makanan itu dari Kouneko.
“Kou, hentikan, aku akan buatkan yang banyak untukmu, jadi biarkan yang itu dibawa Kane.” Rayu  Usagi pada Kouneko.
Usagi yang melihat keakraban antara Kouneko dan Kane merasa cemburu. Beberapa saat kemudian Kane berpamitan untuk pulang. Meskipun Kouneko berniat mengantar, namun ditolak oleh Kane. Kane beralasan jika dia diantar oleh Kouneko maka sepanjang perjalanan kue itu akan dihabiskan oleh kakaknya.
Usagi dan Kouneko kini hanya berdua, Kouneko sepertinya memulai pergerakannya menekati Usagi. Kouneko memandang Usagi yang ada di sampingnya. Sekitar hampir satu jam mereka hanya diam duduk di ruang tengah.
Kou akhirnya memulai pembicaraan “Usa…”
Namun sebelum Kouneko selesai berbicara, Usagi bangkit dan berdiri dihadapan Kouneko. Usagi mendekat pada Kouneko.
Tak terduga Usagi mencium Kouneko, dan berkata “Kou aku akan pergi selama dua atau tiga hari, jadi tunggulah sebentar”
Kouneko keheranan mendengar ucapan Usagi. Usagi kemudian pergi dengan tergesa – gesa meninggalkan Kouneko.
Sebenarnya Kouneko juga tak sedingin yang dikira. Kouneko sibuk menyelesaikan pekerjaannya selama beberapa hari terakhir agar bisa bersama Usagi. Namun Usagi malah pergi tergesa – gesa tanpa bilang tujuannya. Hinnga akhirnya Kouneko merasa bosan di rumah, Kouneko mondar – mandir mengelilingi rumahnya, dan menghabiskan waktu di halaman belakang rumahya yang lumayan luas. Hari menjelang malam dan Kouneko merasa kelaparan, dia menggeledah seluruh isi dapur dan tak menemukan makanan sedikitpun. Sambil menunggu makanan cepat saji yang Kouneko pesan, Kouneko menemukan ada beberapa botol minuman yang terlihat menyegarkan, diapun meminumnya.
Dua hari pun berlalu tanpa ada kabar dari Usagi. Kouneko dengan tampang dinginnya yang selalu memulai hari dengan berada di balkon rumahnya dan dia melamun. Merasa heran kenapa setelah Usagi pergi badannya terasa ada yang aneh, Kouneko menganggapnya sebagai flu, karena merasa selalu pusing dan berkeringat. Kouneko memikirkan hal aneh dan terus minum dari botol minuman yang dia temukan. Mungkin dia pikir dengan meminum minuman itu dapat memberikan sedikit stamina untuk membantu mengembalikan kebugarannya.
Usagi berpamitan pergi dari Kouneko setelah dijemput seseorang yang tampan dan tinggi, Kouneko merasa kalau dia pria tak sebanding. Terlebih lagi Kou bersikap terlalu dingin pada istrinya. Padahal kan mereka baru beberapa hari menikah. Usagi meninggalkan Kouneko.
“Jangan pergi !” Kouneko berteriak, dan bangun dari tidurnya. Kouneko mengalami mimpi buruk, dia terbangun dengan banyak keringat dan merasa sangat pusing. Mugkin Kouneko sakit.
Apapun yang dia kerjakan hari itu, membuatnya bosan. Seakan rasa bosan hampir membunuhnya. Padahall dirinya tau, dulu dia selalu sendiri dan tak pernah merasa sebosan kali ini.
Lalu kemana Usagi tiba – tiba pergi begitu saja dan tak segera kembali? Apakah Usagi benar – benar meninggalkan Kouneko? Apa Usagi tak mencintai Kouneko lagi karena Kou terlalu dingin terhadapnya?

Matahari sudah hampir tenggelam Kouneko masih berada di kamar tidurnya. Kouneko merasa sangat pusing, meskipun dia masih tak bisa tidur setelah semalam bermimpi tentang sesuatu yang tak terlalu jelas dia ingat. Jadi Kouneko beranjak dari kamarnya, untuk makan. Meskipun Kouneko sudah makan hal itu tak banyak membantu. Tiba tiba Kouneko teringat sedikit mimpinya hingga merasa kalau Usagi akan benar – benar meningalkannya, dan Kouneko akan kembali merasa sendiri seperti dulu. Kouneko berjalan terhuyung kembali ke kamarnya.



Previous Chapter <<<< Part 1 | Part 2 | Part 3 >>>> Next Chapter 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar