Minggu, 14 Februari 2016

Menulis takdir

Apakah takdir bisa dituliskan....
Secara harfiah mamang seperti itu adanya... menulis takdir
Tapi takdir yang seperti apa... lalu bagaimana menulisnya? Apa ada yang mengerti caranya?
Ini seperti menulis cerita di selembar kertas....
Lalu apakah yang akan ditulis??
Sebagian orang mungkin akan merangkai kata. Sebagian lainnya akan membuat arsiran yang terlihat tak beraturan...
Jadi ada dua yang perlu diketahui sejak awal....
Pertama adalah alat untuk menulis. Dan kedua, itu yang paling penting... adalah tujuan. Alasan mengapa menulis dengan seperti itu.
Semua orang memiliki gaya berbeda. Asalkan memiliki niat untuk menggerakkan diri... maka takdir akan dapat dituliskan.
Bagaimana... apakah mengerti dengan maksudku ini.
Cara terbaik adalah memahami ilmu yang telah dimiliki. Untuk itu perlu mencari ilmu itu. Bahkan jika harus jauh ditempuh. Dan seiring perjalanan... ilmu itu akan datang dengan sendirinya.
Seiring perjalanan itu juga... tujuan akan didapatkan. Jalan takdir pun terlihat....
Karena perjuangan telah dilakukan sejak semula. Perjuangan menapaki jalan tujuan.
Bahkan jika menemukan tujuan lain setelah tujuan semula. Langkah kaki tanpa disadari telah menapak pada takdir....
Takdir yang telah digariskan pada awal permulaan.
Takdir baru yang telah dituliskan. Takdir.... yang saling berkaitan.
Bagian terbaiknya adalah ketika berada hampir dekat dengan ujung jalan... lihat lah ke belakang. Tapak kaki akan terlihat. Bekasnya pada jalan berdebu, tanah basah, ataupun lumpur...
Itu lah jalan takdir yang telah dilewati...
Tinggal sedikit lagi... setelah menyadari arti hidup. Tujuan terbesar dalam mengarungi waktu ditemukan. Mengakui bahwa kehidupan yang telah disyukuri adalah anugerah paling luar biasa dari Tuhan.
Hingga saatnya telah tiba di ujung jalan... itulah dimana semua mengakhiri perjalanan.
Menuju akhir... akhir yang pantas. Sebagai ganti seberapa keikhlasan yang ternilai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar