Jumat, 05 Februari 2016

Hujan dimusim kemarau

Matahari begitu terik siang itu. Bersinar dengan sangat cerah penuh kebahagiaan. Seperti biasanya, sang matahari selalu bersemangat dan bergelora menyambut hari.
Tapi berbeda.... khusus di hari itu, sang matahari memancarkan cahaya lebih terang. Lebih terang dari biasanya. Hingga siang menjadi begitu panas.
Itulah satu hari yang begitu panas di pertengahan musim kemarau.
Dan matahari pun jatuh pada buaian sang angin. Angin yang datangnya penuh dengan kesejukan. Mengantarkan rayuan gerimis.
Tak disangka sang matahari terpedaya...
Begitu datangnya awan gelap bersamaan dengan kabut pekat. Angin berubah arah dan siang berubah bagai malam. Hutan berteriak, terkoyak dan kacau.
Hujan pun datang.
Itu bukan sekedar hujan biasa... tapi badai. Badai!!!
Matahari dengan panas teriknya... terjebak dalam hembusan angin palsu. Angin yang dikira menyejukkan...  membawa hujan... deras... berubah... menggila dalam tornado.
Matahari pun tak kuasa memancarkan sinarnya. Dalam sekejap, cahaya redup... menghilang.
Matahari bersahabat dengan langit seharusnya telah mendapat peringatan tentang datangnya badai yang terkait erat dengan hujan... tapi karena bumi yang terus memuja matahari... telah memersembahkan hujan. Sayangnya hujan yang seharusnya memberikan ketentraman, telah berkhianat dengan berubah menjadi badai.
Matahari tak pernah membenci hujan. Hanya saja...
matahari yang awalnya berniat memanfaatkan hujan.... telah terbawa dalam pusaran badai.
Sempat terfikirkan bahwa tak peduli. Tak ambil pusing tentang apa yang akan terjadi. Kesejukan tetesan hujan membuat hilang akal. Sang matahari yang lengah telah terpedaya....
Apa yang dibayangkan sang matahari tak sesempurna kenyataan bahwa semenjak dahulu. Bukankah seharusnya sudah tau dari awal. Matahari dan hujan memiliki pandangan berbeda yang saling terbalik. Kenapa sang matahari harus memaksakan.
Matahari pun mengakui bahwa kesalahan ada pada dirinya sendiri, tapi untuk apa membenci keadaan. Dia seharusnya bisa bersinar jauh lebih terang. Satu cara yang dilakukan... bersinar sendirian dan meninggalkan semuanya. Menjauh dari langit, dunia, dan... hujan
Tapi... matahari yang sendiri itu... telah terbakar dan terbakar lebih dahsyat...
Itulah pilihan yang dibuat oleh matahari...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar