Selasa, 15 Maret 2016

Sekarat

Bukan raga tapi jiwa...
Membuat obat
Menemukan formula yang paling tepat.
Agar tak menjadi racun.

Terlalu banyak hal yang aku lakukan dalam hidup. Benarkah? Mungkin saja tidak!!
Aku hidup dengan apa yang aku punya.
Tapi... bisakah aku hidup dengan apa yang aku inginkan.

Hanya saja... aku masih dalam belenggu yang menyiksa.

Aku sekarat...
Tak tau sampai kapan aku mampu bertahan melawan waktu. Senjata dan perisai telah hilang dariku. Aku kira akan segera mendapat pengganti atas yang aku beri.
Tapi tak kunjung aku dapatkan.
Hingga aku takut...
Karena aku tak bisa apa apa untuk bertahan sedikit lebih lama.

Tolonglah aku....
Dari penderitaan semu ini.
Sakit yang tak terasa... luka yang tak terlihat
Bisakah kamu memberikanku...
Obatnya...

Tapi.....
Aku tau satu hal....
Satu yang membuatku sekarat adalah diriku sendiri
Yang membuatku sakit adalah aku, tak ada yang lain. Karena haya aku... aku lah yang berbuat salah. Aku juga yang merusak semua.
Karena hanya ada aku... aku sendiri lah yang membuat obatnya.

Semua yang aku lakukan adalah penyembuh dari luka yang aku buat sendiri. Memang terkadang aku menambah dalam dari goresan itu... setelah sadar, memang luka itu mengering. Tapi luka itu meninggalkan bekas. Bekas yang aku pun tak tau apakah itu akan hilang.
Waktupun mungkin tak bisa menghilangkan bekas ini. Tapi.... apakah bisa itu hilang?

Aku tak bisa berbuat apa apa. Masih ditempat yang sama. Bagaimana aku bisa menemukan penyembuh yang tepat. Aku tak pernah akan bisa menyalahan siapa siapa. Ya.. mana mungkin aku menyalahkan orang itu.

Sekaratku... adalah misteri. Apakah itu mwnunjukkan kelemahanku... atau efek dari kekuatanku. Sekaratku... membuatku ketakutan... takut. Aki tak pernah tenang.
Sekaratku seperti dosa.

Sakit itu ada pada diriku. Aku yang menanggung luka membekas... merasa sekarat di jiwa.
Aku butuh obat penghilang rasa sakit. Sayangnya yang ada padaku hanya itu.... meredakan sedikit rasa sakitku.
Penyembuhnya ada pada orang lain. Seseorang yan masih belum aku ketahui itu siapa. Sedang aku sudah sangat membutuhkannya. Obat ku... penyembuhku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar