Selasa, 01 Maret 2016

Memulai kebohonganku

Aku tak ingin membohongi diriku sendiri ...

aku bohong jika aku pernah berkata aku tak perbah berbohong.
Tapi aku bukanlah pembual.

Ah... aku tak tau awal mulanya. Aku hanya menyadari itu terjadi begitu saja.

Aku ingat... aku inga semua kebohongan yang pernah aku lakukan. Itu kesalaha besar bagiku.
Karena prinsipku yang selama ini aku banggakan semakin tersayat.
Melukai harga diri ini dengan tipuan pada orang orang.

Bohong!!
Jika sebuah kebohongan mampu meningkatkan nilai sebuah keadaan.
Bohong hanya akan menghancurkan kehormatan diri.
Bohong itu hanya akan meruntuhkan tahta.

Awalnya adalah kebohongan kecil yang aku anggap sebagai jalan tercepat menyelesaikan masalah. Tapi untuk beberapa hal... itu semua tak bekerja. Mempercayai bahwa itu adalah untuk kebenaran... adalah kesalahan. Tak pernah ada kebenaran yang berasal dari kebohongan.
Semua berakhir dengan sebuah hal buruk. Kebohongan dilanjutkan dengan kebohongan lainnya yang lebih besar. Lagi dan lagi. Hingga tak lagi terkendali.
Menyesatkan.
Semua berakhir dengan runtuhnya kebohongan besar bersamaan degan rusaknya seluruh harga diri.

Aku berbohong... tapi aku bukan penghianat. Aku tak akan meninggalkan mereka dengan kebohonganku. Aku tak akan menyerang lawan dari belakang... Aku hanya akan memberi sedikit pelajaran... balasan... atas sakit yang aku terima. Menyerang jika diserang. Bukankah itu pantas aku lakukan.

Aku tau... luka yang aku peroleh ini adalah karena kebohonganku pada diriku sendiri. Kebohonganku adalah untuk melindungi. Memang terkadang kebohongan menyelamatkanku dari kesalahan fatal. Tapi kebohongan lebih banyak memberi kepedihan.

Aku merasa bodoh... karena mempercayai kebohongan. Meski kebohongan itu adalah jalan terakhir untukku melarilan diri. Untuk beberapa hal aku memang masih lemah dalam. Karena aku belum cukup kuat... kebohongan adalah perisai terakhirku. Itulah kenapa aku bisa sangat egois... mementingkan diriku sendiri... dan lari.

Tak salah bila orang bilang... Aku pembohong... itu benar! Tapi aku bukan pendendam...
Memang aku pemarah... meledak ledak dan bicara dengan sangat keras. Tapi kadang aku diam. Kadang aku menyimpan marahku.
Hanya saja... aku tak bisa mendendam. Meski terkadang lama, mafku datang seiring waktu yang menyembuhkan. Karena jika dendam itu ada... aku tak akan mungkin merasa sakit juga saat mereka mendapat karma... balasan karena menyakiti.
Aku tak akan berbohong untuk menyakiti. Aku tak akan bohong untuk balaskan dendam.

Yang bisa aku lakukan hanyalah lari dan lari... dengan semua kebohongan yang aku lakukan.
Rasanya sangat menyedihkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar