Kamis, 31 Maret 2016

Malam gelap, aku berusaha melihat

Malam seperti ini
Gelap tanpa cahaya, tanpa lampu. Cahaya bintang dan rembulan pun tak mampu menembus ruanganku ini. Tertutup dan tersembunyi jauh.
Sunyi...
Tak ada suara apapun...
Tak bisa melihat apapun...
Sepi...
Sepertinya pernah melewati malam seperti ini dulu... dulu sekali
Hampir lupa tapi masih ingat.
Aneh...
Seharusnya bisa tidur nyenyak kali ini. Tapi kenapa sulit. Hingga tetap terjaga dalam diam. Yang aku rasakan sepertinya sedikit tak nyaman. Ada sesuati... sesuatu yang mengancam dari dalam gelap itu.... dan itu membuatku taku. Adalah jika aku tak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di sekitarku.
Tak lama... terdengar suara berisik... suara dalam ruangan. Detik jam yang terus bergerak. Meski diam, sadar bahwa waktu tetap terus berjalan. Tanpa terasa begitu cepat dalam sekejap.
Lebih dalam... terdengar suara berisik. Jauh lebih menderu - deru. Suaranya lebih keras dari apapun, hingga tak bisa tertidur. Detak jantung yang berdebar, lebih cepat dari perputaran waktu. Membuat yakin bahwa hidup semakin berkurang.
Mau bagaimana lagi... semua gelap. Yang bisa dilihat hanyalah bayangan masa. Membuat rasa sakit muncul lagi. Karena tau bahwa... semua itu akan musnah.
Aku ingin bisa melihat dalam pekatnya kegelapan. Meski itu bukan mataku sendiri. Aku ingin tau lebih. Dari yang seharusnya aku ketahui. Aku menginginkan kejelasan atas kebenaran. Kebenaran yang sebenar - benarnya, tapi memang ini bukanlah keadaannya.
Di dunia yang gelap ini. Aku ingin melihat. Jelas terus terbayang masa lalu. Masa saat pemikiran masih begitu dangkal dan dipengaruhi keinginan - keinginan. Saat kelemahan menguasai hati hingga saat ini, tapi masih bisa bertahan. Hanya saja untuk melihat jelas ke depan sangatlah sulit. Terlalu banyak kemungkinan yang tak pernah bisa di pastikan. Seperti sendirian diantara kegelapan.
Tapi masa depan tak bisa dilihat atau diintip. Masa depan akan ditunjukkan dari cerminan masa lalu. Penglihatan takdir itu tidak pernah ada.
Takdir ditentukan oleh perbuatan. Dari itu...
Saat malam pekat... saat aku tak bisa melihat
Yang teringat... hanyalah perbuatan. Apakah itu cukup untuk menggoreskan takdir. Takdir yang dalam penilaianku cukup baik.
Aku... hanya ingin melihat di kala terang maupun gelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar