Jumat, 29 Januari 2016

Bagian tersulit dalam hidup

Setelah semua yang terjadi, aku tak tau lagi harus bagaimana. Rasanya sulit sekali...
Tak bisa aku terima bahwa kenyataan tak pernah berpihak pada manusia. Meskipun kepahitan dalam kenyataan adalah sebuah pembelajaran sekaligus ujian. Sebagian diri yang tak mengerti hal itu, termasuk aku... tak akan benar - benar bisa menerima.
Apa boleh buat... mau bagaimana lagi... aku merasa tak bisa melangkah. Menangisi keadaan... tak akan mengubah apapun. Malah membuat diri semakin tersiksa dalam.
Sangat membenci kekalahan. Kalah terhadap keinginan dunia yang bertolak belakang dengan keinginan manusia. Tapi kalah tentu tak selalu kalah. Kalah setelah berjuang itu kurasa lebih bermartabat, daripada melarikan diri karena ketakutan.
Dalam pertarungan di dunia manapun... yang menang adalah yang terkuat. Berbesar hatilah menanggung kekalahan. Seperti saat berusaha memaafkan dosa orang lain. Kerelaan untuk menerima segalanya, entah itu pahit atau manis. Perasaan damai setelah melepas semua....
Hingga dendam pun luntur bersamaan dengan datangnya ketenangan jiwa. Dan yang mengalahkan dendam adalah pemilik jiwa suci.
Setiap kelemahan adalah ujian.
Tapi aku bukan manusia sabar. Aku hanya terlalu pasrah menghadapi dunia. Menghadapi kelemahanku, melihat kembali kekalahanku. Membuat tiap detik yang terlewat semakin menyiksa rasanya. 
Kelemahanku... mengakui keberadaannya di dalam diriku adalah sesuatu yang sangat sulit. Menyadari dan menatap kelemahan itu agar aku dapat meyakinkan diriku sendiri bahwa aku itu lemah.
Sulit... aku harap bisa melakukan perlawanan, entah itu sedikit... berperang melawan ketakutan dan dendam dalam diri sendiri agar aku bisa bertahan hingga masa berakhir nanti...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar