Senin, 16 November 2015

Matahari itu?

Matahari
Dia bersinar untuk semua orang
Memberikan kehangatan dan keceriaan. Membagi kebahagiaan.

Matahari itu...
Dengan senyuman semangat di awal hari. Penuh cinta dan tawa untuk dunia
Bohong jika matahari menikmati kesendiriannya. Dia terbakar, memendam bara dalam dirinya. Karena matahari adalah api. Api yang terbuat dari kemarahan,kebosanan dan iri hati. Dan api itu membuatnya terlalu angkuh untuk mengakui kelemahannya, kesendiriannya, dan kesepian dirinya. Api di dalam dirinya itu yang menghangatkan dan memberikan senyuman untuk semua.

Namun sayang...  pengorbanan sang matahari belum terbalas. Sebelum menemukan seseorang yang menatapnya seperti seorang yang menatap bulan, perlahan terbakar dalam senyuman.
Matahari telah memberikan rasa bahagia kepada semua orang. Tapi mengapa tak pernah ada yang menatapnya. Tak pernah ada seseorang yang melihatnya.
Dia iri pada bulan...

Tapi patutkah matahari iri pada rembulan?
Ataukah mungkin dia hanya merasa rindu. Rindu untuk bertatap dengan bulan. Karena hanya rembulan yang memiliki keberanian pada matahari.

Dan matahari selalu dan selalu menantikan datangnya rembulan untuknya.

Seseorang bisa menatap matahari. Kapankah itu... meski tak begitu jelas terlihat, akan tiba masanya.

Matahari terbit dan matahari tenggelam... detik detik dimana semua orang menantikannya. Cahayanya yang tiba sebagai tanda datangnya hari. Cerah dan hangat. Membuat orang tersenyum bersemangat. Dan saat dia pergi ke ujung lainnya, cahaya yang lembut menggetarkan banyak jiwa. Meninggalkan kasih pada semua orang. Taukah saat itu sebenarnya dia terbit di hati orang yang lainnya. Matahari tak akan benar - benar terbit atau tenggelam.

Namun ada waktu lain dimana matahari muncul dengan perasaan dingin.
Saat kabut menyelimuti waktu dan udara berbau tanah karena sisa hujan semalam. Matahari muncul dengan wajah malu. Cahayanya temaram menembus titik embun. Rasa hangatnya masih tak terasa...
Ya... saat itulah mata dapat berhadapan matahari dan tubuh ini begitu merindukan hangatnya seperti biasa.
Kesal sebenarnya..  kenapa saat yang dingin itu... tanpa cahaya berani darinya, matahari memperlihatkan sisi kesedihannya. Sisi yang tak semua orang bisa melihatnya.

Mungkin yang diinginkan matahari adalah menemukan rembulan... rembulan yang penuh kelembutan dan pesona. Rembulan yang mau melihatnya, meski remblan selalu berada diantara bintang bersinar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar