Black Pearl on The Crown
Chapter 2 - Part 1
Chapter 2 - Part 1
Hari pertama pelatihan. Kali ini aku dan siswa dust yang lain berlatih fisik. Itu adalah kelemahanku. Aku harus berjuang sekuat tenaga. Hari kedua kami deperkenalkan dengan senjata. Kemudian adalah pertarungan.
Aku
mendapat nilai yang tak begitu bagus. Mereka bilang aku terlalu lemah.
Bagaimana bisa orang lemah sepertiku masuk ke akademi elit seperti ini.
Aku
jadi semakin dekat dengan kedua teman baikku. Ayari dan Kuma, mereka berdia
mengagumkan. Ayari… aku lihat dia sangat hebat dalam penggunaan senjata berat.
Dia berubah menjadi menyeramkan saat menggunakan senjata. Tidak sepertiku… aku
tak terbiasa dengan senjata apapun.
Kuma…
dia dan kekuatannya menakjubkan. Aku merasa iri dengan ketangguhannya.
Sedangkan aku itu apa… mereka bilang… aku lamban, pukulanku lemah dan teknik
bertarungku yang hanya rata – rata.
“Hey
tak apa… pelatihan kita masih panjang” Kuma menasehatiku
“Iya,
tap kamu berbakat dalam pengetahuan” Ayari juga menyemangatiku.
“Ih
itu saja… meski juga aku sering lupa pada sesuatu yang sepele. Kemampuan kalian
berdua membuatku iri”
“…”
“Kakakku
pernah bilang bahwa untuk mendapatkan lebih harus melakukan hal yang lebih juga”
“Eh…
kamu punya kakak?”
“Iya…
dia mengajariku banyak hal dan selalu mendukungku seperti kalian.
“aku hanya perlu berlatih lebih keras lagi
seperti yang kakakku lakukan selama ini”
“Itu
mungkin benar… kamu punya kakak yang sangat baik”
Siswa
spark bergerombol mendekati para guard. Sepertinya sang putri … Misaki menaruh hati
pada salah seorang guard…. Dia Yuuya. Banyak yang berfikir mereka itu serasi… mereka
pasangan yang berkilau.
Hanya
satu tempat yang selalu aku kunjungi. Perpustakaan akademi. Aku merasa sedikit
sedih karena aku tak berbakat dengan pertarungan jarak dekat atau penggunaan
senjata. Hanya hebat di pengetahuan saja… kurasa itu tak cukup. Aku selalu
berada di perpustakaan yang mengesankan
ini, tapi aku punya keinginan lain… aku harap aku bisa lebih dari aku yang
sekarang. Dan kali ini aku bertemu dengan ketua Tsuchiya. Dia baru keluar dari
sebuah pintu yang berada di dalam pepustakaan. Sepertinya ketua sering berada
di sana.
“Hey…
kamu meiko”
“Ketua…
”
“Sepertinya
kamu sering datang ke perpustakaan ini”
“Saya
suka membaca, mungkin itu satu satunya hal yang bisa saya lakukan. Lagipula
disini banyak sekali buku yang sangat menarik” Aku terkejut ketua bisa tau
kalau aku sering ke tempat ini.
“Oh…”
“Terimakasih
waktu itu…” ketua mengingatkanku tentang kenapa aku bisa masuk ke akademi ini.
“Maaf
sebelumnya, tapi bolehkan saya bertanya satu hal”
“…”
“Apakah
karena hal itu saya yang tak bisa apa – apa ini bisa masuk ke crown academy”
“Siapa
yang bilang kamu itu tak bisa apa – apa, perasaanku bilang… bahwa aku harus
mempercayaimu”
“jadi
apa kamu mempercayai dirimu sendiri”
Ketua
pun berdiri dan memberikanku sesuatu sebelum dia pergi
“Apa
ini?” Aku melihat sebuah kunci
“Kamu
suka dengan pengetahuan bukan… Kalau begitu kamu boleh berkunjung. Ini sebagai
tanda ucapan terimakasihku waktu itu” Ketua memandang ke arah pintu di dalam
perpustakaan.
Aku menyimpan
kunci itu, aku belum benarni untuk menggunakannya dan masuk ke ruangan itu. Ku putuskan
untuk sekedar melatih diriku pada hal selain buku ataupun literature… ya
mungkin di tempat latihan fisik akademi adalah ide yang bagus. Sayangnya
mungkin ini bukan pilihan yang tepat. Aku merasa sedikit canggung saat berada
di tempat latihan fisik, para guard dan siswa spark yang melihat aku… mereka
mengejekku. Mereka selalu bilang bahwa aku tak pantas ada di tempat ini dan di
Crown Academy.
Yuuya…
dia hanya melihat kami berlatih tanpa berkomentar apapun. Dia melakukan
tugasnya dengan serius, mengamati kami secara teliti.
Sedang
Shinji… dia selalu menyemangatiku.
Aku
membuat kecerobohan yang serius pada adu penggunaan senjata. Para siswa spark
pun tertawa melihatku. Aku pikir…. Apa yang mereka lakukan. Kenapa mereka juga
tak berlatih atau meakukan hal penting… mereka malah sibuk menertawaiku.
Yuuya
kemudian datang mendekat. Dia seperti menyiksaku dengan hukuman karena aku tak
bisa melakukan apa – apa di latihan ini. Yuuya sepertinya sudah terlalu sering
memberikanku hukuman untuk menuliskan materi apapun yang dalam praktiknya aku mengalami
kegagalan. Lagi – lagi aku harus berada di perpustakaan ini seharian.
Beberapa
kali sudah setelah hari itu, Shinji selalu membantuku saat aku kesulitan
berlatih. Dia sangat peduli dan perhatian. Bahkan saat luang… secara khusus Shinji
selalu membanntuku berlatih. Dia sangat baik.
Shinji
membiarkan Aku menang, bahkan kami tak melakukan apapun selain bercanda.
“kenapa…
serius lah”
“Kamu
selalu membuatku tertawa, bagaimana aku bisa serius”
“Apa
aku salah, meminta Shinji untuk serius. “kapan aku bisa, kalau Shinji bercanda
terus”
“Ah
ini kan hanya latihan. Kamu perlu sedikit bersantai”
“Bagaimana
kalau ini pertarungan sungguhan”
Meiko
melihat kearah Shinji dengan tajam
“Kamu
benar. Sekarang kita serius… ayo kita makan”
“Makan…”
“Aku
lapar…”
“Tuh
kan… bercanda lagi…”
Shinji
berjalan duluan…“sepertinya aku tak akan pernah bisa melawanmu”
Kini
kami para dust akan kembali berlatih.
Seperti biasa para guard akan mengawasi kami. Aku melihat Yuuya dan Shinji…
dengan tatapan dan sikap mereka. Mereka memiliki kharisma yang berbeda dan
kilauan yang berbeda.
Next part : Sang Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar