Senin, 10 Oktober 2016

Guard

Black Pearl on The Crown
Chapter 2 - Part 1


Hari pertama pelatihan. Kali ini aku dan siswa dust yang lain berlatih fisik. Itu adalah kelemahanku. Aku harus berjuang sekuat tenaga. Hari kedua kami deperkenalkan dengan senjata. Kemudian adalah pertarungan.
Aku mendapat nilai yang tak begitu bagus. Mereka bilang aku terlalu lemah. Bagaimana bisa orang lemah sepertiku masuk ke akademi elit seperti ini.
Aku jadi semakin dekat dengan kedua teman baikku. Ayari dan Kuma, mereka berdia mengagumkan. Ayari… aku lihat dia sangat hebat dalam penggunaan senjata berat. Dia berubah menjadi menyeramkan saat menggunakan senjata. Tidak sepertiku… aku tak terbiasa dengan senjata apapun.
Kuma… dia dan kekuatannya menakjubkan. Aku merasa iri dengan ketangguhannya. Sedangkan aku itu apa… mereka bilang… aku lamban, pukulanku lemah dan teknik bertarungku yang hanya rata – rata.
“Hey tak apa… pelatihan kita masih panjang” Kuma menasehatiku
“Iya, tap kamu berbakat dalam pengetahuan” Ayari juga menyemangatiku.
“Ih itu saja… meski juga aku sering lupa pada sesuatu yang sepele. Kemampuan kalian berdua membuatku iri”
“…”
“Kakakku pernah bilang bahwa untuk mendapatkan lebih harus melakukan hal yang lebih juga”
“Eh… kamu punya kakak?”
“Iya… dia mengajariku banyak hal dan selalu mendukungku seperti kalian.
 “aku hanya perlu berlatih lebih keras lagi seperti yang kakakku lakukan selama ini”
“Itu mungkin benar… kamu punya kakak yang sangat baik”
Siswa spark bergerombol mendekati para guard. Sepertinya sang putri … Misaki menaruh hati pada salah seorang guard…. Dia Yuuya. Banyak yang berfikir mereka itu serasi… mereka pasangan yang berkilau.
Hanya satu tempat yang selalu aku kunjungi. Perpustakaan akademi. Aku merasa sedikit sedih karena aku tak berbakat dengan pertarungan jarak dekat atau penggunaan senjata. Hanya hebat di pengetahuan saja… kurasa itu tak cukup. Aku selalu berada di perpustakaan  yang mengesankan ini, tapi aku punya keinginan lain… aku harap aku bisa lebih dari aku yang sekarang. Dan kali ini aku bertemu dengan ketua Tsuchiya. Dia baru keluar dari sebuah pintu yang berada di dalam pepustakaan. Sepertinya ketua sering berada di sana.
“Hey… kamu meiko”
“Ketua… ”
“Sepertinya kamu sering datang ke perpustakaan ini”
“Saya suka membaca, mungkin itu satu satunya hal yang bisa saya lakukan. Lagipula disini banyak sekali buku yang sangat menarik” Aku terkejut ketua bisa tau kalau aku sering ke tempat ini.
“Oh…”
“Terimakasih waktu itu…” ketua mengingatkanku tentang kenapa aku bisa masuk ke akademi ini.
“Maaf sebelumnya, tapi bolehkan saya bertanya satu hal”
“…”
“Apakah karena hal itu saya yang tak bisa apa – apa ini bisa masuk ke crown academy”
“Siapa yang bilang kamu itu tak bisa apa – apa, perasaanku bilang… bahwa aku harus mempercayaimu”
“jadi apa kamu mempercayai dirimu sendiri”
Ketua pun berdiri dan memberikanku sesuatu sebelum dia pergi
“Apa ini?” Aku melihat sebuah kunci
“Kamu suka dengan pengetahuan bukan… Kalau begitu kamu boleh berkunjung. Ini sebagai tanda ucapan terimakasihku waktu itu” Ketua memandang ke arah pintu di dalam perpustakaan.
Aku menyimpan kunci itu, aku belum benarni untuk menggunakannya dan masuk ke ruangan itu. Ku putuskan untuk sekedar melatih diriku pada hal selain buku ataupun literature… ya mungkin di tempat latihan fisik akademi adalah ide yang bagus. Sayangnya mungkin ini bukan pilihan yang tepat. Aku merasa sedikit canggung saat berada di tempat latihan fisik, para guard dan siswa spark yang melihat aku… mereka mengejekku. Mereka selalu bilang bahwa aku tak pantas ada di tempat ini dan di Crown Academy.
Yuuya… dia hanya melihat kami berlatih tanpa berkomentar apapun. Dia melakukan tugasnya dengan serius, mengamati kami secara teliti.
Sedang Shinji… dia selalu menyemangatiku.
Aku membuat kecerobohan yang serius pada adu penggunaan senjata. Para siswa spark pun tertawa melihatku. Aku pikir…. Apa yang mereka lakukan. Kenapa mereka juga tak berlatih atau meakukan hal penting… mereka malah sibuk menertawaiku.
Yuuya kemudian datang mendekat. Dia seperti menyiksaku dengan hukuman karena aku tak bisa melakukan apa – apa di latihan ini. Yuuya sepertinya sudah terlalu sering memberikanku hukuman untuk menuliskan materi apapun yang dalam praktiknya aku mengalami kegagalan. Lagi – lagi aku harus berada di perpustakaan ini seharian.
Beberapa kali sudah setelah hari itu, Shinji selalu membantuku saat aku kesulitan berlatih. Dia sangat peduli dan perhatian. Bahkan saat luang… secara khusus Shinji selalu membanntuku berlatih. Dia sangat baik.
Shinji membiarkan Aku menang, bahkan kami tak melakukan apapun selain bercanda.
“kenapa… serius lah”
“Kamu selalu membuatku tertawa, bagaimana aku bisa serius”
“Apa aku salah, meminta Shinji untuk serius. “kapan aku bisa, kalau Shinji bercanda terus”
“Ah ini kan hanya latihan. Kamu perlu sedikit bersantai”
“Bagaimana kalau ini pertarungan sungguhan”
Meiko melihat kearah Shinji dengan tajam
“Kamu benar. Sekarang kita serius… ayo kita makan”
“Makan…”
“Aku lapar…”
“Tuh kan… bercanda lagi…”
Shinji berjalan duluan…“sepertinya aku tak akan pernah bisa melawanmu”

Kini kami para dust  akan kembali berlatih. Seperti biasa para guard akan mengawasi kami. Aku melihat Yuuya dan Shinji… dengan tatapan dan sikap mereka. Mereka memiliki kharisma yang berbeda dan kilauan yang berbeda.

Next part : Sang Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar