Jumat, 30 Juni 2017

Keyakinan - bagian pertama

Sekarang...
Di waktu yang ini aku tidak akan mengungkapkannya secara tidak jelas dan ambigu ...

Ini tentang apa yang menjadi pergolakan dalam diriku.
Kurasa ini adalah waktu yang tepat.

Maafkan aku yang terlalu frontal membicarakan ini ...

Apa yang kamu tau tentang agama ...

Aku pun tidak begitu memahaminya.
Secuil yang bisa kumengerti... Namun cukup banyak yang mampu kurasakan....
Seperti tidak bisa dijelaskan.
Rasanya itu seperti harapan. Bukan sekedar mimpi, atau aturan yang menakut nakuti.
Itu memberikanku kepercayaan dan keberanian. Seakan tiap nafas adalah kedamaian...

Namun sekarang... aku melihat agama dijadikan dalih. Agama dijadikan pembenaran. Agama dijadikan pembeda. Dan agama membuat saling menyalahkan.
Padahal mereka yang bersumpah mungkin hanya memahami sedikit pengetahuan.
Dan perselisihan karenanya membuatku sedih ...

Memangnya kenapa kalau berbeda...
Kadang pemikiran seperti ini yang membuatku resah dan sedikit rasa takut.
Tapi apa kamu tau apa yang aku takutkan adalah pandangan masyarakat. Karena saat masyarakat menuruti dakawaan yang jatuh dari manusia yang dikenal sebagai pemimpin umat.... mereka lupa bahwa dia tetaplah manusia. Dan hitungan hukum manusia berbeda dengan hukum Tuhan

Ah... bodohnya aku takut akan hal itu. Memang aku tak mengerti hukumnya tapi bukan berarti aku buta akan kebaikan pada sesama.
Bagaimana aku tau hal yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.
Lalu apakah yang berbeda adalah salah dan mereka yang berbeda adalah pendosa?

Tuhanku... aku tau Engkau tau segalanya termasuk kerisauanku ini.

Agama... kurasa itu adalah hak individualis... bukan karena keturunan apalagi ketentuan masyarakat. Agama adalah takdir. Dan yag sekarang aku yakini adalah yang aku anggap benar, meskipun aku belum sepenuhnya benar.

Aku yakin.... agama adalah kepercayaan yang berdiri sendiri.
Kamu mungkin bisa memadukannya dengan kebiasaan hidup. Tetapi tidak jika kamu mecampur aduknya hingga tak jelas.
Maksudku begini. Kamu bisa memasukkan nuansa agama pada adat dan tradisi bahkan pada dunia seni. Tapi kamu tidak bisa menjadikannya sebagai alasan bahwa itu adalah kesalahan. Karena tak terdapat aturan yang menjabarkan secara terperinci tentang boleh atau tidak nya.
Karea semua adalah hasil pemikiran manusia atas karunia Tuhan.

Apa itu salah??

Lalu bagaimana jika... antara agama dengan perasaan.

Rasanya seperti takdir yang berbenturan.
Dan membuatku frustasi, tetapi juga membuatku semakin kuat.

Aku telah mencoba mengerti bahwa meskipun kita berbeda. Namun ada satu yang sama. Setiap agama memiliki Tuhan dan setiap agama memberikan kepercayaan dan keyakinan pada satu tujuan.
Agama mengajarkan perdamaian dan tanpa agama ... yang ada hanyalah keras kepala.

Dan ini keresahanku selain terkoyaknya persatuan atas dasar ideologi....
Adalah ...

Cinta

----------- bagian pertama ----------